Month: September 2017

Terpilih Sebagai Ketua Karang Taruna Bali, Putu Supadma Rudana Langsung Turun Ke Karangasem

Begitu ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum Karang Taruna Provinsi Bali periode 2017-2022 menggantikan Drs. I Ketut Rana, M.Si, Putu Supadma Rudana memutuskan untuk melaksanakan kepedulian sosial Sehati Berbagi ke Karangasem, Sabtu, 23 September 2017. Pemilihan berlangsung pada Temu Karya Daerah ke-IV Karang Taruna Provinsi Bali 2017, Jumat, 22 September 2017 di Dinas Sosial  Provinsi Bali.

“Ini adalah panggilan bagi karang taruna Bali untuk sehati berbagi simpati dan empati secara langsung pada saudara-saudara kita yang kini terpaksa mengungsi pasca Gunung Agung ditetapkan berstatus siaga,” ujar Putu Supadma. Sebagaimana diketahui, dalam sebulan terakhir Gunung Agung menunjukkan aktivitas kegempaan terbesar setelah terakhir kali meletus tahun 1963. Hingga saat ini, tercatat 9.421 warga Kabupaten Karangasem, Klungkung, dan Buleleng telah mengungsi ke berbagai daerah.

WhatsApp Image 2017-09-23 at 15.29.48Temu Karya Daerah ke-IV Karang Taruna Provinsi Bali 2017 mengetengahkan tema “Memantapkan dan Meningkatkan Fungsi Komunikasi, Informasi, Koordinasi dan Kerjasama Antar Karang Taruna sebagai Upaya Mewujudkan Peran Karang Taruna sebagai Motor Penggerak Pembangunan”. Selain pemilihan Ketua Karang Taruna Provinsi Bali, Temu Karya Daerah ini mengagendakan pula pembuatan program kerja organisasi dan evaluasi kinerja.

Agenda ini dihadiri oleh Ketua Umum Karang Taruna Nasional, Didik Mukrianto SH., MH., serta perwakilan pengurus Karang Taruna  dari Kabupaten/Kota se-Bali.

Persoalan sosial menjadi fokus perhatian utama organisasi Karang Taruna. Dalam sambutan pertamanya sebagai Ketua terpilih, Putu Supadma menyatakan ingin lebih banyak berkontribusi dan memberi sumbangsih kepada masyarakat dalam bidang sosial.

“Ini merupakan tugas dan tanggungjawab yang mulia. Saya pribadi menyadari, bahwa panggilan sosial kita adalah mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara. Hal pertama yang akan kami lakukan di kepengurusan yang baru adalah mengajak Karang Taruna Provinsi Bali untuk terjun langsung membantu saudara-saudara kita, warga Karangasem, yang saat ini berada di lokasi pengungsian, “ ujar Putu Supadma yang juga anggota Komisi III DPR RI.

Pria kelahiran Denpasar, 23 April 1974 ini, juga mengungkapkan apresiasinya kepada kepengurusan Karang Taruna Provinsi Bali terdahulu. “Jajaran pengurus demisioner telah bekerja begitu maksimal. Kami di kepengurusan yang baru ingin bersinergi, membangun kebersamaan dengan berbagai pihak untuk terus berbuat dan berkontribusi untuk masyarakat Bali,” ungkap Putu Supadma yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, menaungi lebih dari 400 museum seluruh Indonesia.

WhatsApp Image 2017-09-23 at 16.14.20Apa yang diungkapkan Putu Supadma sejalan pula dengan harapan Drs. I Ketut Rana, M.Si., agar pengurus Karang Taruna Provinsi Bali terpilih mampu bekerjasama dalam kepengurusan yang baru. “Semua pengurus diharapkan dapat betul-betul memahami Tugas Pokok Fungsi (Tupoksi) Karang Taruna, di mana salah satu hal utamanya adalah bersama-sama pemerintah aktif serta berperan serta menanggapi berbagai permasalahan sosial yang ada,” sebut pria kelahiran Benoa, 10 Januari ini.

Ketut Rana menambahkan, dalam menjalankan Tupoksinya, utamanya dalam menangani permasalahan sosial, pengurus Karang Taruna dapat menerapkan tiga hal pokok. Pertama yakni preventif atau pencegahan, melalui berbagai kegiatan pembinaan bagi generasi muda dalam wadah ROK (Rekreasi, Olahraga dan Kesenian). Kedua berupa rehabilitasi, atau perbaikan serta pemulihan. Ketiga, pengembangan, dengan jalan memberikan motivasi serta ruang kepada generasi muda untuk berkreativitas serta mendorong tumbuhnya ekonomi produktif.

Adapun susunan kepengurusan baru masih digodok oleh tim formatur dan akan diselesaikan selambatnya dalam tiga pekan.

Sementara itu, Didik Mukrianto, SH., MH., selaku Ketua Karang Taruna Nasional, mengungkapkan posisi serta peran penting Karang Taruna sebagai salah satu pilar dari generasi muda dalam rangka menyongsong pembangunan ke depan bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah, termasuk bencana alam.

Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna diharapkan tampil di baris terdepan pengentasan masalah sosial yang ada di desa, menjadi penggerak roda pemerintahan desa, sekaligus sebagai teladan bagi generasi muda lain.

 

Gencar Turba di Akhir Pekan: Supadma Rudana Motivasi Pelaku Kuliner hingga Pecalang

Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat DPR RI, Putu Supadma Rudana (PSR) makin gencar turba (turun ke bawah) di setiap akhir pekan. Supadma Rudana merambah berbagai komunitas kalangan anak-anak muda dari berbagai profesi. Mulai penggiat olahraga sepeda, yoga, pecalang hingga usaha kuliner tradisional Bali.

Politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang turun pada 17-18 September 2017 menemui komunitas penggiat yoga di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar dan olahraga sepeda di Pantai Sanur, Denpasar Selatan. Selain itu Supadma juga getol melakukan dialog dengan para praktisi usaha kuliner di Pantai Sanur sembari berbaur dengan kalangan masyarakat.

Pic 4Setelah merambah Denpasar, PSR bertemu dengan kalangan anak-anak muda yang sebagian besar terlibat sebagai Pecalang (petugas keamanan tradisional milik Desa Adat) di Kabupaten Gianyar. Supadma Rudana memotivasi para komunitas yang ditemui termasuk sambil menyerap aspirasi dari mereka untuk diperjuangkan dalam kapasitas sebagai wakil rakyat Bali di Senayan.

Seperti saat bertemu dengan kelompok sepeda dan yoga di kawasan Pantai Sanur, Supadma Rudana Menyapa para pelaku olahraga yang rutin melaksanakan kegiatan di kawasan ini. “Saya mendukung kegiatan anak-anak muda reemaja ini. Karena dengan padat kegiatan di hari libur mereka ini sudah bisa menghindari diri dari kegiatan negatif”, ujar alumni Universitas Webster, Amerika Serikat ini, selasa (19/9) kemarin.

Supadma Rudana menyebutkan kegiatan penggiat olahraga sepeda di kawasana Pantai Sanur dan komunitas yoga di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar yang ditemui perlu ada regulasi dan perizinan yang mudah. Terutama soal lokasi dan tempat yang memadai.

“Aspirasi yang saya tangkap dari penggiat yoga ini adalah izin lokasi yang memadai perlu diberikan supaya mereka bisa lebih mudah melakukan kegiatan. Yoga ini adalah kegiatan yang sudah mendunia dan digandrungi masyarakat,” tegas Supadma Rudana. Sementara di beberapa pelaku usaha kuliner di Pesisir Pantai Sanur, Denpasar Selatan, masalah yang ditemui Supadma Rudana adalah masalah kurangnya modal usaha menjadi aspirasi mereka.

Pic 2“Modal usaha ini menjadi persoalan. Pedagang kuliner ini rata-rata usaha kecil yang sebenarnya bisa memajukan perekonomian masyarakat yang ada di Bali. Di sini perlu difasilitasi dengan lembaga terkait dan kami akan memfasilitasi,” tegas putra senator Nyoman Rudana periode 2004-2009 ini.

Mengakhiri roadshownya kepada konstituen, Supadma Rudana melakukan pertemuan dengan anak-anak muda yang sebagian besar menjadi pecalang di Desa Adat di Kabupaten Gianyar. Supadma Rudana mengaku salut, sebab anak-anak muda yang peduli dengan keamanan Bali rela mengabdi menjaga keamanan meskipun tidak mendapatkan gaji.

Polisi tradisional Bali yang tugasnya mengamankan kegiatan berkaitan dengan adat, upacara keagamaan ini secara langsung melestarikan adat dan budaya Bali dan memberdayakan kekuatan anak-anak muda, Supadma Rudana saat itu memberikan bantuan berupa HT (Handy Talky) sebanyak 18 buah supaya kerja pecalang menjadi lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi melaksanakan tugasnya.

Politikus Demokrat Harap Museum DPR Disosialisasikan ke Masyarakat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Fraksi Demokrat Putu Supadma Rudana melontarkan harapannya terkait HUT ke-72 DPR RI.

Anggota Komisi III DPR itu berharap Museum DPR dapat disosialisasikan kepada masyarakat.

“Saya melihat keliling museum semuanya ada disitu, saya baru dua hari dilantik setelah pergantian antar waktu (PAW) pertama pergi ke museum. Jadi museum DPR sudah bagus koleksinya, tapi memang dibuka kepada ruang publik,” kata Putu dalam keterangan tertulis, Selasa (29/8/2017).

Menurut Putu, sosialisasi museum dapat membuat DPR lebih dekat dengan masyarakat.

Masyarakat, kata Putu, dapat mengetahui bagaimana anggota dewan menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.

“Ini momentum yang baik. Mari kita muliakan semua, muliakan rakyat dan muliakan sejarah dan warisan bangsa dalam bentuk DPR RI ini,” kata Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) itu.

Putu juga berharap agar DPR semakin hadir memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Selain itu, DPR juga lebih memberikan sumbangsih, gagasan dan pemikiran terutama dalam membentuk undang-undang.

“Tentu pendiri-pendiri founding father di DPR RI ini berharap pasti tujuannya bagaimana DPR melayani masyarakat,” katanya.

Sumber : tribunnews.com

 

Gantikan Putu Leong, Supadma Rudana: Ini Jalan Tuhan Harus Saya Laksanakan

DENPASAR – Putu Supadma Rudana menegaskan terpilihnya menjadi anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI dari Dapil Bali menggantikan Putu Sudiartana alias Putu Leong sejatinya sudah menjadi jalan Tuhan yang harus dilaksanakannya.

Supadma resmi masuk Senayan usai dilantik 24 Agustus 2017 menggantikan Sudiartana yang tersandung kasus korupsi.

Untuk itu, selama enam pekan ke depan, terhitung sejak 2-3 September, Supadma menargetkan menemui 50 komunitas, organisasi kemasyarakatan dari berbagai latar belakang profesi dan kelompok pendukungnya pada Pileg 2014 di seluruh Bali.

Wakil Sekjend DPP Partai Demkorat ini mengatakan, aksi roadshow selain menyampaikan terima kasih atas dukungan di Pileg 2014 lalu, juga untuk menggali aspirasi masyarakat Bali untuk diperjuangkan di Senayan.

“Sekarang saya baru bisa menemui masyarakat setelah dilantik menggantikan Putu Sudiartana di DPR RI. Ini adalah jalan Tuhan yang harus saya laksanakan. Selanjutnya saya akan terus menggali aspirasi masyarakat untuk diperjuangkan di Senayan,” kata Supadma Rudana di Denpasar, Minggu (3/9/2017).

Politisi Senior asal Gianyar yang duduk di kursi Komisi III DPR RI membidangi Hukum dan HAM ini mengatakan, 2-3 September lalu dirinya menemui berbagai kelompok masyarakat di Gianyar dan Denpasar.

Di Wilayah Gianyar ia menemui tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Desa Peliatan, Ubud, dan para petani di desa Mas, Ubud. Di Gianyar ia juga melakukan konsolidasi internal partai Demokrat, bertemu dengan jajaran fraksi dan pengurus DPC Demokrat kabupaten Gianyar.

Di Denpasar, Supadma menemui penggiat media sosial yang melibatkan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Bali, dan menemui pelaku pariwisata, usaha kerakyatan di pantai Mertsari, Sanur.

Pemilik Museum Rudana Ubud ini mengatakan, selama roadshow dua hari tersebut, ia menyerap berbagai aspirasi untuk kepentingan Bali, seperti isu narkoba, radikalisme dan lainnya.

“Untuk aspirasi dan masukan saya tampung semuanya. Banyak aspirasi mereka. Kita akan suarakan di Senayan dan kita perjuangkan,” kata putra dari anggota DPD RI periode 2004-2009, Nyoman Rudana, ini.

Saat bertemu konstituennya, Supadma mengaku mendapat pesan moral dari masyarakat agar dirinya menggemban amanat rakyat di Senayan dengan kesungguhan hati dan tulus ikhlas mengabdi.

Ketika bertemu tokoh agama dan tokoh adat di Ubud, Dewa Gede Subawa mengingatkan bahwa seseorang bisa jatuh karena tiga hal, yakni harta, tahta dan wanita. Dirimya diminta untuk tidak tergoda dengan tiga hal tersebut.

Ia berterima kasih dengan pesan moral yang disampaikan masyarakat tersebut. “Pesan moral itu sangat penting sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan tugas secara benar di Senayan,” tutupnya.

Sumber : Kabarnusa.com