(Denpasar. Nusa Bali). Empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harus terus dibumikan untuk menguatkan landasan berkebangsaan dan bernegara.
Kekuatan 4 pilar penting dibumikan menyasar akar rumput untuk kuatnya jiwa kebangsaan bernegara. Hal itu diungkapkan anggota MPR RI/anggota Komisi X DPR RI membidangi Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Seni, Budaya, Pariwisata, Perpustakaan dan Ekonomi Kreatif, Putu Supadma Rudana dalam rilisnya kepada NusaBali, Sabtu (28/4).
Supadma Rudana melaksanakan kegiatan turun ke Bali dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan mendengar aspirasi masyarakat sejak 23-24 April 2018. Kemudian dilanjutkan dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP), serta kegiatan menemui konstituen di Karangasem, Klungkung dan Bangli hingga, Sabtu.
“Kita sosialisasikan 4 pilar pada 23 April ke daerah-daerah sebagai program dari lembaga MPR RI,” ujar Supadma Rudana. Supadma Rudana menyebutkan 4 pilar kebangsaan tidak akan pernah berhenti disosialisasikan lembaga MPR/DPR. Kalau selama ini kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan dilakukan ke mahasiswa dan sejumlah lembaga pendidikan, kali ini dilakukan ke desa-desa dan menyentuh banjar. “Jadi ini sasaran kita menyentuh akar rumput langsung, masyarakat di desa-desa bahkan banjar. Kita ingin kuatkan jiwa kebangsaan dan bernegara dengan dasar nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI mulai dari akar rumput. Jadi bottom up,” kata politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Menurut Supadma Rudana, dengan 4 pilar kebangsaan ini menyasar akar rumput bukan hanya untuk meneguhkan nilai-nilai Pancasila dari masyarakat di bawah, tetapi juga sekaligus benteng penangkal masuknya pengaruh-pengaruh negatif dalam kehidupan bermasyarakat. “Selama ini kita dibuat gerah dan waswas dengan masuknya paham-paham radikal, yang mengancam disintegrasi bangsa. Kalau 4 pilar ini menancap dipahami diakar rumput, diimplemenetasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mulai dari tingkatan banjar, desa dan seterusnya, saya yakin paham negatif itu bisa dicegah,” ujar Ketua Pengda Karangasem Taruna Indonesia Provinsi Bali ini.
Terus prakteknya apakah sudah ada? Kata Supadma Rudana sebelum turun sosialisasi di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem jauh sebelumnya praktek pelaksanaan nilai-nilai Pancasila sudah dilakukan. “Bicara pengamalan sila- sila Pancasila disini, kami sudah langsung implementasikan di Karangasem. Jauh sebelumnya kita membantu saudara- saudara kita ketika erupsi Gunung Agung Karangasem 30 Oktober 2017 lalu. Jadi nilai-nilai Pancasila, mulai Ketuhanan, Persatuan Indonesia, sampai nilai Keadilan Sosial sudah kami implementasikan sebelumnya. Bukan hanya tataran wacana saja,” tegas pemilik Museum Rudana Ubud Gianyar ini. *nat
Sumber: Nusa Bali edisi 30 April 2018