Salah Satu Upaya Ajak Anak ke Museum
Sumber : Bali Post, 8 Januari 2010
Anak-anak penting terus ditumbuhkan kesadaran budayanya. Kesadaran itu bisa ditumbuhkan di rumah, melalui sekolah dan sebagainya. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran budaya itu yaitu dengan mengajak anak-anak ke museum. Demikian antara lain dikatakan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Biranul Anas Zaman ditemui saat berkunjung ke ISI Denpasar bersama rombongan dosen, Kamis (7/1) kemarin.
Dikatakannya, kunjungan ke ISI Denpasar karena beberapa alasan, di antaranya posisi ISI Denpasar berada pada khazanah budaya yang kaya dan terkenal, baik di Indonesia maupun di mancanegara. Pihak FSRD ITB ingin menjalin kerjasama dalam rangka pertukaran pengetahuan (akademik). Dengan demikian kedua lembaga mendapat manfaat dalam rangka pengembangan diri ke depan.
Didampingi dosen FSRD ISI Denpasar, Made Rinu, PR I ISI Ketut Murdana dan PR III Nyoman Subrata, Prof. Biranul mengatakan, dengan diperkenalkan kekayaan seni budaya Indonesia lewat mata pelajaran di sekolah, kesadaran budaya anak-anak diharapkan semakin tumbuh. Guru-guru kesenian juga penting terus ditingkatkan kualifikasinya. “Jangan ragu-ragu menggunakan doctor untuk mengajar anak SD. Banyak sekolah di negara maju, kepala sekolahnya bergelar doctor, demikian juga guru keseniannya. Itu penting untuk menanamkan kebanggaan terhadap visi kebudayaan yang hanya dapat diartikulasikan oleh orang yang paham betul tentang hal itu, “ katanya.
Anak-anak Indonesia, terlebih para seniman mesti memiliki kesadaran budaya. “Di samping itu, seniman juga mesti memiliki ilmu pengetahuan, tak hanya menyangkut seni budaya juga pengetahuan lain,” tambahnya.
Tak kalah pentingnya, seniman mesti memiliki sense of quality (kepekaan mutu). Jika memiliki kepekaan mutu yang tinggi, mereka akan menjadi sosok seniman yang siap bersaing. Untuk menjadi seniman yang bermutu, tentu memerlukan proses.
Di sisi lain, Prof. Biranul Anas Zaman mengatakan, seni rupa Indonesia sesungguhnya telah mendunia. Dari sejak masa lalu hingga kini berbagai macam seni sudah dikenal oleh masyarakat dunia. Karena itu, agar seni rupa Indonesia lebih dikenal, seniman-seniman Indonesia mesti terus mengasah diri dengan belajar dan belajar. Dalam menghadapi situasi persaingan global yang begitu tajam, tidak ada jalan lain kecuali belajar secara formal. Dengan belajar secara akademik, dalam waktu singkat mereka mengalami lompatan ilmu pengetahuan yang amat memadai. Dengan demikian, mereka akan dapat melompat menjadi seniman yang lebih mendunia.
Di samping itu, promosi seni rupa perlu lebih digencarkan lagi ke segala arah. Mutu seni rupa kita luar biasa, tradisi dan sejarah kita begitu panjang. “Banyak orang di dunia belum tahu hal itu. Itu senantiasa harus disegarkan, karena negara lain juga melirik apa yang kita punya untuk dijadikan milik atau identitas mereka.”, terangnya. (lun)