(Denpasar. Nusa Bali). Manuver Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba yang mengklaim didukung 40.000 anggota Ormas Laskar Bali untuk maju ke DPR RI dari Demokrat Dapil Bali dalam Pileg 2019, tidak membuat khawatir dua kandidat incumbent: Putu Supadma Rudana dan Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani.
Anggota Fraksi Demokrat DPR RI 2017-2019 Dapil Bali ini siap bersaing ke Pileg 2019 dan tetap berupaya mendulang suara sebanyak mungkin untuk kebesaran partainya.Baik Putu Supadma Rudana maupun Putu Tutik Kusuma Wardhani sama-sama punya basis suara. Putu Tutik punya basis suara pendukung di Kabupaten Buleleng, sementara Supadma memiliki basis dukungan di Kabupaten Gianyar. Supadma menegaskan, Demokrat akan memasang kader terbaik sebagai caleg ke Pileg 2019 mendatang. Intinya, Demokrat memang sudah siap untuk tarung Pileg 2019 dan Pilpres 2019.
Wakil Sekjen DPP Demokrat ini juga tidak merasa terancam oleh hadirnya Nengah Tamba, yang akan maju ke DPR RI Dapil Bali dengan kendaraan partainya. Menurut Supadma, hadirnya Nengah Tamba justru bagus untuk ikut membesarkan Partai Demokrat. “Yang jelas, caleg-caleg DPR RI yang akan kita calonkan dalam Pileg 2019 adalah kader terbaik Demokrat. Nengah Tamba juga salah satu kader Demokrat yang layak maju ke DPR RI,” tandas Supadma yang dihubungi NusaBali di sela-sela mendampingi Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), acara konsolidasi di Jawa Tengah, Minggu (15/4) siang.
Politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini menegaskan, DPP Demokrat sedang menggodok nama-nama yang diajukan sebagai caleg DPR RI Dapil Bali ke Pileg 2019. Ada 9 caleg yang harus disiapkan Demokrat bertarung ke Senayan dari Dapil Bali. “DPP Demokrat sedang berproses. Saat ini kita fokus dulu untuk pemenangan Pilkada serentak 27 Juni 2018. Untuk caleg DPR RI, akan difinalisasi sebagai DCS (Daftar Calon Sementara) sekitar Juni 2018 depan,” tegas Supad-ma.
Menurut Supadma, dirinya siap ditugaskan partai, termasuk dicalonkan kembali ke DPR RI dengan status incumbent. “Saya tidak mendahului keputusan DPP Demokrat. Yang jelas, kalau saya ditugaskan kembali maju ke DPR RI, tentu penugasan ini harus saya laksanakan,” ujar putra dari mantan anggota DPD RI Dapil Bali 2004-2009, Nyoman Rudana ini.
Saat ini, Demokrat punya 2 kursi di DPR RI Dapil Bali hasil Pileg 2014. Kedua kursi itu diduduki Putu Supadma dan Putu Tutik. Supadma baru 7 bulan duduk di Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, dengan status PAW (Pengganti Antar Waktu), sejak 24 Agustus 2017 lalu, menggantikan Putu Sudiartana, yang ditangkap KPK karena kasus korupsi.
Sedangkan Putu Tutik baru 13 bulan duduk di Fraksi Demokrat DPR RI Dapil Bali, sejak 24 Februari 2017, untuk mengisi kursi lowong Jero Wacik—yang tidak pernah dilantik karena dijebloskan KPK ke sel tahanan akibat kasus korupsi. Putu Tutik adalah Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang sempat menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 dan Calon Bupati Buleleng dari Demokrat di Pilkada 2013.
Dalam Pileg 2019, Putu Tutik dan Supadma akan diplot maju tarung lagi ke DPR RI Dapil Bali, bersama sederet kader elite Demokrat lainnya. Mereka, antara loain, I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles (kini Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali), Nengah Tamba (kini Ketua Komisi III DPRD Bali), dan I Gusti Bagus Alit Putra (Ketua Majelis Daerah Partai Demokrat Bali yang kini Wakil Ketua DPRD Bali). Nengah Tamba adalah politisi Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sudah deklarasi akan maju tarung dengan klaim didukung 40.000 anggota ormas Laskar Bali.
Sementara itu, Putu Tutik mengaku telah ditugasi DPP Demokrat untuk berlaga kembali ke DPR RI Dapil Bali dengan status incumbent dalam Pileg 2019. Putu Tutik mengatakan sudah siap tarung dan optimistis bisa mendulang suara maksimal untuk Demokrat.
“Kami sebagai incumbent diwajibkan maju ke Senayan dalam Pileg 2019 mendatang. Instruksi partai harus kami laksanakan. Majunya saudara Nengah Tamba tidak masalah bagi kami,” ujar Putu Tutik saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Menurut Putu Tutik, kehadiran new comer seperti Nengah Tamba bukanlah lawan, tapi sebagai kader partai untuk sama-sama memenangkan Demokrat. “Sebagai kandidat caleg yang sama-sama maju dari Demokrat, Nengah Tamba bukan lawan. Ingat, lawan kita dari eksternal, bukan internal partai,” tandas politisi yang juga owner RS Kertha Usada Singaraja ini.
Putu Tutik berhaap new comer yang akan sama-sama maju ke DPR RI dari Demokrat Dapil Bali nanti, tidak saling senggol di Pileg 2019. Mereka harus ada pemetaan suara, supaya tidak kehabisan energi untuk saling sikut sesama kader Demokrat. “Kita ini membesarkan partai. Kita merebut suara untuk kemenangan Demokrat. Pak Tamba punya basis massa, kader Demokrat yang maju ke DPR RI seperti Pak Supadma Rudana juga punya basis suara. Jadi, jangan saling senggol,” pintanya.
Putu Tutik mengatakan, dirinya ada waktu selama hampir 2 tahun untuk sosialisasi dan turun guna merebut simpati masyarakat. Banyak program yang dibawa dari Senayan ke Bali. “Dalam sisa waktu yang ada, saya manfaatkan semaksimal mungkin membawa program pusat,” tegas Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng ini. *nat
Sumber: Nusa Bali edisi 16 April 2018