Year: 2015

Putu Supadma: Museum di Indonesia Sepi Pengunjung

Ketua Umum Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana melakukan kunjungan ke beberapa museum di Kota Solo, Jawa Tengah. Putu dan beberapa orang timnya melakukan kunjungan ke Museum Radya Pustaka, Museum Batik Danarhadi, serta Monumen Pers Solo, Senin (2/3/2015).

Menurut Putu, saat ini kondisi museum di Indonesia sangat memprihatinkan hingga sepi pengunjung. Putu menjelaskan ada beberapa hal yang membuat museum di Indonesia kondisinya sangat memperihatinkan.

“Contoh saja apabila ada program revitalisasi museum. Dana yang digunakan tidak untuk hal-hal penting seperti perbaikan tetapi hanya untuk mengubah tata letaknya saja,” ujarnya saat ditemui di Monumen Pers.

Dia menambahkan saat ini Asosiasi Museum Indonesia juga gencar melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan maupun Dinas Pariwisata untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

“Kami ingin nantinya sekolah-sekolah atau perguruan tinggi minimal memiliki rencana pembelajaran ke museum. Demikian juga untuk program-program pariwisata,” katanya.

Source : http://travel.kompas.com/read/2015/03/03/101555327/Putu.Supadma.Museum.di.Indonesia.Sepi.Pengunjung

AMI Desak Pengelola Museum Rangkul Komunitas

SOLO – Asosiasi Museum Indonesia (AMI) mendesak kepada pengelola museum baik di Solo maupun di kota-kota di Indonesia melibatkan berbagai komunitas dalam pengembangan museum. Langkah tersebut terbukti efektif untuk menggairahkan eksistensi museum yang hadir di masing-masing kota.

Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana mengatakan, museum-museum terkenal di berbagai kota di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta sudah melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan pihak luar dalam pengembangan tempat menyimpan benda bersejarah.

Ia mengharapkan, kota-kota lain yang memiliki museum bisa meniru langkah itu.

”Seperti di Yogyakarta yang memiliki Museum Affandi, Museum Asia Afika Bandung, Museum Nasional. Di kota-kota itu sahabat-sahabat dan komunitas pencinta museum turut aktif mengembangkan museum. Saya berharap di Solo yang memiliki sejumlah museum penting juga melakukan hal yang sama,” terang Putu kepada wartawan saat berkunjung ke Museum Pers Nasional Surakarta, Senin (2/3).

Museum Daerah

Putu menyatakan, AMI melalui Asosiasi Museum Indonesia Daerah (Amida) akan turut andil mengembangkan museum di daerah. Tahun lalu hingga bulan ini AMI sedang membentuk AMIDA di daerah-daerah untuk mewadahi para pengelola museum. Selanjutnya lembaga tersebut memantau keberadaan museum yang masih berdiri dan aktif.

Di Solo lanjutnya, ia dan pengurus AMI sudah berkunjung ke Museum Radya Pustaka. Museum Batik Danar Hadi dan Museum Pers Nasional Surakarta (MPN).

Museum-museum yang sudah memiliki nama tenar ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih baik lagi.

”Ini tugas AMI dan tentunya pemerintah daerah setempat/pemerintah pusat untuk lebih mengembangkan museum tersebut. Selain dikenal oleh masyarakat, museum-museum itu harus bisa memberikan kontribusi baik secara ekonomi, ilmu pengetahuan, dan edukasi bagi masyarakat di sekitarnya,” katanya.

Kepala Museum Pers Nasional Surakarta, Suminto Yuliarso, menyambut baik masukan dari AMI. menrutunya dalam dua bulan ini pihaknya bakal menggelat kegiatan untuk mengandeng masyarakat, pelajar untuk menjadi bagian dari MPN.

”Bulan ini kami akan menggelar sayembara mencari figur yang dijadikan sebagai Sahabat MPN. Harapan kami sosok yang terpilih akan menjadi duta museum dan mengenalkannya ke dunia luar,” imbuhnya. (J5-50)

Sumber : Suara Merdeka, 3 Maret 2015