HUT Demokrat, Supadma Rudana Terjun Temui Petani

DENPASAR, NusaBali – Totalitas untuk hadir di tengah masyarakat ditunjukkan oleh anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat, Putu Supadma Rudana (PSR).

PSR usai turun menemui konstituen di dapil Bali, Minggu (10/9) mengatakan dalam pemaknaan HUT ke 16 Partai Demokrat, tidak ingin hanya diwarnai aksi-aksi turun ke masyarakat dengan cara instant. HUT Partai Demokrat ke 16 dijadikan moment untuk evaluasi program partai dan totalitas kader bersama rakyat secara berkelanjutan.

Supadma Rudana dalam acara turun ke dapil Bali, selain menemui para petani, juga hadir di arena Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar. Menurut Supadma kader Demokrat harus lebih dekat di tengah rakyat yang sedang membutuhkan solusi.

“Tagline Demokrat hadir memberi solusi, bantu rakyat dan kawal pemerintahan sangat tepat disampaikan Ketua Umum Demokrat Pak SBY. Ini moment tepat untuk lebih cepat berbaur dengan rakyat dan menyambung komunikasi lebih baik lagi untuk menyerap aspirasi mereka,” ujar PSR.

PSR memilih turun menemui para petani di Bali karena kalangan ini yang selama ini paling nyaring keluhannya. Pertanian Bali masih menjadi andalan ekonomi Bali. “Di Bali untuk pekan ini saya memilih turun menemui petani. Karena suara petani begitu nyaring dan tulus, apa masalah-masalah yang terjadi di bawah terungkap semua. Dan di sinilah kita hadir mencari solusi petani,” ujar Supadma Rudana yang menargetkan menemui konstituen di 50 titik sampai 6 pekan ke depan.

Politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini menyebutkan pertanian Bali menjadi kekuatan nusantara. Bali memiliki kawasan Subak Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, yang selama ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Bali, namun juga multifungsi.

“Selain sebagai bentuk melestarikan adat dan budaya, pertanian Bali juga memberikan manfaat ekonomis bagi Bali untuk kepariwisataan. Pelestarian lingkungan dengan konsep Tri Hita Karana,” kata Supadma Rudana. Menurut Supadma Rudana, pertanian Bali dengan konsep Subak (organisasi dan sistem pengairan), dan mendapatkan pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Dunia dari UNESCO (United NastionsEducation, Scientific and Culture Organization) harus terjaga dengan baik. Karena itu sebuah pengakuan yang tiada tara harganya,” ungkap alumni Wesbter University Amerika Serikat yang juga Ketua Umum Museum Indonesia ini.

Supadma mengatakan saat ini ada beberapa masalah yang dihadapi petani di Bali. Mulai alih fungsi lahan pertanian, akibat regulasi yang tidak berpihak kepada petani. Kemudian fasilitasi untuk para petani yang masih tidak maksimal oleh pemerintah, terutama saat penjualan hasil produk pertanian. Kemudian masalah pajak tanah yang mencekik leher. ”Ini masalah-masalah yang kami dapatkan ketika terjun di Bali,” tegas Supadma Rudana.  Terus aksi nyata saat terjun kemarin?

“Buat sementara persoalan perbaikan irigasi organisasi Subak yang kami temui sudah kita siapkan bantuan perbaikan. Sementara regulasi masalah pajak yang tinggi tentu harus kita perjuangkan dengan menggedor pemegang kebijakan. Ini yang kita koordinasikan dengan stakeholder terkait,” pungkas pemilik Museum Rudana, Ubud, Gianyar ini. *nat

 

Sumber tulisan : Nusa Bali

Leave a Reply

Your email address will not be published.